Selasa, 31 Mei 2016

Cerita Kita #5 Hari bersamanya

Hari Bersamanya


Hari ini kelas tampak sangat ribut, di karenakan guru yang mengajar berhalangan untuk hadir. Nanda sebagai ketua kelas, Sedang sibuk mendiamkam para murid. berulang kali Nanda berusaha mengingatkan murid-murid yang lain untuk tidak ribut. Tapi, tidak ada yang menghiraukannya. Sedangkan Sandi lagi asik berbincang-bincang dengan Tiva dan yang lainnya. David hanya berdiam sambil memandangi suasana luar dari jendela yang berada dekat dengan tempat duduknya “huh, nyerah gw” ucap Nanda sambil menghampiri meja David. “ Vid lagi ngapain lu?” tanya Nanda. “ lagi bingung Nan” ucap David cuek. “bingung kenapa?”tanya Nanda penasaran. “ gw liat Resya tambah aneh aja semenjak gw chit chat sama dia di fb” kata David sambil memandangi Resya. “ aneh gimana?” Nanda masih kebingungan. “ gw kira Resya bakal bisa akrab sama gw setelah chit chat di fb, eh nyatanya dia malah aneh tiap ketemu gw”. jawab David. “hmm, mungkin dia malu kali, lu udah coba bicara langsung sama dia?” tanya Nanda. “Belum, gimana mau diajak untuk bicara, dia aja pas liat gw, langsung lari atau sembunyi. Aneh kan? “ kata David kebingungan dengan sikap Resya. “wajah lu nyeremin kali Vid, hahaha..”canda Nanda.  “asem lu nan” ucap David kesal.

Teett teeettt. . . bel berbunyi, pertanda jam istirahat pun tiba. “Nanda, David Udah bel tuh, ke kantin yuk”ajak Sandi. “ tuh temenin temen lu yang gila ke kantin, gw di kelas aja. Lagi males ke kantin ni” David berkata dengan nada yang kurang bersemangat. “ lu yakin gak lapar?” tanya Nanda. “Iya yakin” jawab David cuek. “trus ntar yang traktir gw siapa kalau lu gak ke kantin? Hehe. .” canda Sandi sambil nyengir. “gak ada yang waras emang kawan gw” ucap David sambil meletakkan kepalanya di atas meja. “yaudah kami ke kantin dulu ya” ucap Nanda sambil meninggalkan kelas bersama Sandi. Beberapa saat kemudian setelah Nanda dan Sandi meninggalkan kelas, seseorang menghampiri David. “Vid, gak ke kantin?” suara itu terdengar sangat familiar di kuping David.  Suara yang sangat lembut, dan cuma suara itulah yang mampu meluluhkan hati David. Tanpa berlama-lama David langsung menolehkan pandangannya ke arah asal suara tersebut. “eh Resya” sapa David dengan nada yang agak bergetar (grogi). “ kamu sakit? Kok gak ke kantin?” tanya Resya khawatir. Terbesut dalam hati David,” apa Resya lagi perhatian sama gw ya? Atau cuma perasaan gw aja yang melebih-lebihkan?”.”gak kenapa-kenapa kok sya, lagi malas aja. Kamu sendiri gak ke kantin?” tanya David kembali. “iya nih mau ke kantin, Cuma tadi aku kira kamu sakit, jadi aku samperin” ucap Resya dengan tersenyum. “gak kok, Cuma lagi malas aja hehe. .”balas David dengan cengar cengir. “yaudah, aku ke kantin dulu ya, laper nih” ucap Resya. “iya sya” jawab David senang karena merasa Resya perhatian terhadapnya. “aneh banget ni Resya, kemaren pas ngeliat gw dianya lari-lari, kemarinnya lagi dianya sembunyi. Lah hari ini dia nyamperin gw, hhmm... bodo amat ah, yang penting tadi gw ngomong sama Resya, dan senyumannya itu yang buat gw bisa gila” gumam David kegirangan dalam hatinya. Suasana kelas pun mulai sepi.

Beberapa menit kemudian Resya muncul dengan beberapa makanan dan minuman di tangannya. “Vid, nih ada makanan dengan minuman, aku ada beli lebih ni”ucap Resya sambil memberikan beberapa makanan dan minuman ke David. “eh sya, apa nih, aku gak lapar, gpp. Kamu makan aja”. Kata David dengan nada malu-malu. “udah gpp, makan aja. Mana sanggup aku habisin semuanya sendiri” jawab Resya sambil tersenyum. “ kamu kenapa gak makan di kantin? Biasanya kan kamu makan di kantin bareng sama teman-teman kamu dan Riski” tanya David. Resya pun duduk di kursi sebelah David. Dub dub dub dub.. suara detak jantung David mulai cepat.  “gak kenapa-kenapa, lagi pengen makan di kelas aja. Lagian juga gak tega ninggalin kamu sendiri”ucap Resya. Mendengar perkataan tersebut, David jadi tersenyum. “kok kamu senyum-senyum gak jelas gitu?, makanannya tuh di makan”ucap Resya. “yaudah aku makan, tapi ada syaratnya” kata  David. “emang apa?” tanya Resya. “kamu kalau ngomong jangan senyum ya, please. Aku gak tahan liatnya hehe..” ucap David. “ya ampun, emang ada apa dengan senyuman aku?” tanya Resya kebingungan. “Pokoknya jangan senyum” David mengulangi permintaannya. “iya iya, di makan tuh, ntar keburu bel masuk. “ makasih ya sya, Hehehe “ David mulai grogi dan senyum-senyum sendiri. “iya iya, selamat makan” ucap Resya. “selamat makan juga” ucap David kembali. David yang pada saat itu duduk bersebelahan dengan Resya, terus memandangi Resya yang lagi makan. “Ternyata Resya bener- bener cantik ya, pantes gw galau terus gara-gara dia. imut banget pas dia lagi makan gini” gumam David dalam hatinya. David tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk terus melihat Resya yang begitu cantik.  Setelah makan bersama, Resya pun kembali ke tempat teman-temannya.

Teett...Teettt Bel masuk pun berbunyi. Tak lama kemudian, Kelas pun kembali ramai. Terlihat Sandi dan Nanda memasuki kelas. “Daviiid, mana David the galauwers? “ teriak Sandi yang sedang berjalan dengan Nanda menuju ke tempat duduknya David. “ Vid, ni ada gw bawa sedikit makanan” kata Nanda. “ gw udah makan Nan” ucap David sambil senyum-senyum sendiri. “wahh udah gila ni anak, sehari gak ke kantin langsung jadi gila beneran, horor lu Vid” Sandi berkata sambil menggelengkan kepalanya. “eh, serius lu udah makan? Kan dari tadi lu disini”ucap Nanda kebingungan. “iya, tadi pas jam istirahat Resya beli makanan untuk gw, terus kami makan berdua disini” kata David yang masih senyum-senyum sendiri gak jelas.” Wuiiihhh mantaapp, pantes lu gila beneran sekarang, hahaha” ucap Sandi menertawakan David. Mungkin dari hari pertama David sekolah sampai sekarang, hari ini adalah hari yang paling indah buat David. Dia bisa melihat langsung senyuman dan kecantikan Resya dari dekat. Cinta terkadang bisa membuat kita menjadi kekanak-kanakan, salah tingkah. Bahkan sampai membuat kita menjadi gila beneran. Itulah cinta.


Bersambung. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar